Ada sebuah kisah seorang murid berani menikam gurunya karena ia mendapatkan nilai B. Lantas apakah hanya karena nilai B seorang murid bisa menikam gurunya? Bukannya nilai B sudah baik dari pada nilai C, D, dan bahkan E? Ya, faktanya hal tersebut merupakan nilai B pertamanya selama ia bersekolah. Apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Betul sekali! kecerdasan seseorang (IQ) tidak selalu selaras dengan EQ.
Kisah lain menceritakan seorang pesebakbola bernama M Bolatelli. Ia merupakan pemain sepakbola yang lincah, handal, hebat, dan tangguh. Ia disebut-sebut sebagai calon bintang. Benar saja, pada usia 17 tahun ia berhasil masuk ke club Inter Milan. Namun sekarang dimana dia? Dia sekarang berada di club yang biasa saja. Kok bisa? Ya, pada suat waktu karena rendahnya kemampuan mengelola emosinya M Bolatelli dikeluarkan dari Inter Milan. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Bolateli? Benar! ketidakmmampuan kita mengelola emosi akan membawa dampak negatif bagi diri kita.
Bagiamana? Faktanya, emotional intelligence merupakan salah satu skill yang wajib kita miliki saat ini.
Sebagai seorang manusia, kita mendapatkan karunia dari Tuhan berupa pikiran, tingkah laku, dan emosi. Tidak semua manusia mendapatkan previllage untuk menerjemahkan emosi dengan baik.
Apa itu emotional intelligence?
Emotional intelligence (EI) merupakan kemampuan untuk memantau dan mengendalikan perasaan serta emosi diri sendiri dan orang lain, lalu menggunakan informasi untuk memandu pikiran dan melakukan suatu tindakan. Menurut Daniel Goleman (2000), EI merupakan :
1. Self Awareness : kesadaran dan kemampuan kita dalam memahami perasaan yang dirasakan oleh diri sendiri.
2. Self Regulation : kemampuan mengelola keluaran aksi dan perilaku yang sesuai keadaan
3. Internal Motivation : motivasi dalam diri
4. Social Awareness : kesadaran dan kemampuan kita dalam memahami perasaan orang lain
5. Social Regulation : kemampuan mengelola emosi sehingga mampu membangun hubungan dengan orang sekitar
Mengenal Emosi
Ternyata banyak sekali jenis emosi yang kita miliki. Berikut merupakan berbagai jenis emosi yang kita miliki:
1. Marah. Emosi ini umumnya disebabkan oleh pengkhianatan, pengabaian, ketidakadilan, penghinaan, dan gangguan lain yang disengaja.
2. Takut. Takut disebabkan oleh beberapa hal seperti kegelapan, ketinggian, penolakan, hewan, kematian, kegagaln di kemudian hari, dan lainnya.
3. Bahagia/Senang. Emosi ini umumnya karena mendapatkan kebaikan, kenikamtan dari lima panca indra, menyaksikan hal yang menghibur, dan lain-lain.
4. Jijik. Biasanya disebabkan karena sesuatu yang busuk, cedera, tindakan yang menyimpang, dan masih banyak lagi.
5. Sedih. Bisa disebabkan karena penolakan, kematian, dikecewakan, dan lainnya.
6. Terkejut. Emosi ini diakibatkan karena adanya suara keras, gerakan yang tidak terduga, dan lainnya.
7. Contemps. Biasanya disebabkan karena adanya suatu tindakan yang tidak bermoral.
Tips Memahami Emosi Diri
1. Namai emosimu. Kamu bisa memulai untuk menamai setiap emosi yang kamu rasakan baik sedih, marah, senang, dan lainnya.
2. Amati faktor dan dampak emosimu. Dalam menamai emosi, tentunya kamu juga harus memahami faktor apa saja dan dampak apa yang mengiringinya.
2. Tulis di jurnal harian. Kamu bisa menuliskan berbagai emosi yang sudah kamu kenali di jurnal harian kamu ya. Kamu bisa menceritakan emosi yang muncul. Bisa juga mencoba menggunakan mood tracker.
Langkah Mengelola Emosi dengan Baik
Pasti pembaca bertanya-tanya kan? Lantas bagaimana saya bisa mnegelola emosi saya dengan baik?
Kamu bisa menggunakan teknik S-T-O-P-P. Berikut penjelasannya:
S : Stop! Kamu boleh banget buat berhenti dan diam sejenak sebelum mencoba menganalisis emosi yang kamu rasakan
P : Pullback. Maksudnya adalah kamu mencoba lebih memahami apa saja yang sedang mengelilingimu
P : Practice. Iyap! Kamu harus melakukan praktik yang efektif dan terbaik agar kamu bisa mengelola emosi kamu.
Kesimpulan
Emotional intillegence merupakan salah satu soft skill yang penting di tahun ini. Seseorang yang cerdas secara emosi akan lebih mudah bekerja sama dengan orang lain. Tak hanya itu saja, mereka juga seorang pemimpin yang baik karena mampu memahami apa yang dirasakan oleh timnya. Jangan khawatir, soft skill ini tentunya bisa kamu asah dengan mencoba mempraktikkan tips STOPP ya!
Terima kasih sudah membaca postingan ini! Jangan lupa share untuk mendukung blog ini ya!
Sampai jumpa di postingan selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar